Tinggi Plafond, Pengaruhnya Terhadap Permukaan Lantai Atas & Tangga

Ketinggian plafond ruangan


Tinggi plafond ruang lantai bawah akan berpengaruh kepada ketinggian permukaan lantai atas dan banyaknya anak tangga yang diperlukan


Kita akan coba membahas mengenai ketinggian plafond lantai bawah pada rumah bertingkat. Pertimbangan apa saja yang perlu diketahui dan diperhitungkan untuk menentukan ketinggian plafond tersebut. Lalu pengaruhnya kepada posisi ketinggian permukaan lantai atas dan banyaknya anak tangga yang harus dilalui.

Untuk posting kali ini, kita ambil 2 poin berikut, sederhana tidak jelimet dan banyak saya temui di lapangan:
  • Tinggi permukaan lantai atas
  • Jumlah anak tangga


Tinggi permukaan lantai atas

Banyak pemilik rumah terutama yang masih awam akan desain bangunan menginginkan plafond yang tinggi, dengan harapan tidak pengap, lebih sejuk atau bisa juga menimbulkan kesan elegan/megah. Hanya saja kita perlu tahu bahwa diatas plafond tersebut masih ada struktur yang malang melintang diatasnya, juga jalur pipa dan kabel listrik dll.

Mari kita lihat gambar dibawah ini

Konsep bangunan multi lantai, struktur yang terdiri dari kolom, balok dan plat beton

Bangunan bertingkat, seperti rumah 2 lantai dengan struktur beton akan mempunyai konsep seperti gambar tersebut. Kolom beton untuk meninggikan bangunan, balok beton untuk tumpuan bagi plat lantai atas, dinding, pengikat struktur dll. Diatas plat lantai beton ini nantinya akan diberikan dinding pembentuk/pembatas ruangan dan biasanya ditutup dengan keramik.

Sedikit dibawah balok bisa terdapat pipa saluran air bersih, kotor atau jalur kabel listrik. Jadi, diatas plafond kita itu masih ada pipa, kabel dan balok beton, yang tinggi baloknya untuk rumah tinggal di kisaran 30-60 cm.

Mari kita coba hitung tinggi plafond dan berapa tinggi lantai atasnya. 
  • Tinggi plafond lantai dasar, misalnya 3.5 m (350 cm)
  • Diatasnya ditutup plafond & rangka penggantung plafond, anggap 5 cm.
  • Diatasnya lagi ada jatah ruang kosong bagi pipa air dan listrik, anggap disisakan 10 cm.
  • Setelahnya ada balok melintang kesana kesini, anggap 40 cm lah.
  • Paling atas ada coran plat lantai, tebal standard biasanya 12 cm
  • Lalu ditutup keramik, anggap tebal keramik dengan plesteran semen pasir 3 cm.
Totalnya jadi 350+5+10+40+12+3  = 420 cm atau 4.2 m. Nah jadinya, permukaan lantai atas bangunan berada di ketinggian 4.2 m.

Kira-kira bagaimana, apakah itu cukup tingginya, ketinggian atau malah kurang tinggi? Yang jelas semakin tinggi maka semakin butuh tenaga untuk naik tangganya.


Jumlah anak tangga

Faktor pertimbangan lain dalam menentukan tinggi plafond lantai bawah adalah jumlah anak pijakan dan panjang tangga. Tangga yang baik adalah tangga yang nyaman, dengan perbandingan yang proporsional antara tinggi pijakan dan lebar pijakan. Tidak terlalu melandai tidak juga terlalu curam.

Tangga landai dan tangga curam, antara kenyamanan dan kebutuhan ruang

Dari gambar tersebut kita bisa lihat bahwa semakin tinggi jarak antara lantai dasar dengan lantai atas maka akan membutuhkan semakin banyak anak tangga, anak tangga yang nyaman akan membutuhkan panjang H (horizontal) tertentu untuk kebutuhan lebar pijakan anak tangganya. Semakin panjang H akan semakin membutuhkan ruang. Kalau ruangannya besar mungkin tidak masalah, tetapi bagaimana kalau sebaliknya? Kan bisa jadi masalah, ruangan di dalam rumah habis untuk alokasi ruang tangga.

Bila buat tangga bersudut tanjakan curam, jarak H bisa diminimalkan, tetapi bagaimana dari segi kenyamanan dan keamanannya? Untuk anak kecil atau orang tua misalnya?

Tangga yang landai, walau dia nyaman, tetapi bila jarak lantai dasar dan atas terlalu tinggi maka pada akhirnya akan tetap melelahkan juga, ibaratnya seperti naik tangga landai tapi naik ke gunung.

Tangga curam, bisa menghemat ruang tapi kan malah berasa seperti dalam kapal selam.....payahlah.


Nah kira-kira seperti itu postingan kali ini, 2 buah poin yang saya harap bisa jadi pertimbangan juga kala anda hendak menentukan ketinggian plafond lantai bawah rumah.


Pendapat pribadi

Saya sebenarnya lebih menyukai plafond yang rendah, untuk naik ke lantai atas tidak perlu melalui banyak anak tangga, tidak capek naiknya. 

Misalkan tinggal di daerah yang panas maka bisa disiasati dengan banyak bukaan sehingga udara bisa mengalir dan cepat berganti. Apalagi kalau menggunakan pengkondisian udara seperti AC, makin tinggi plafond maka volume ruang makin besar juga, boros energi. Lainnya, capek kalau mesti ganti lampu.

Meiyong di depan AC

Lalu bagaimana kalau tinggal di daerah yang panas dan kurang bukaan, hawa susah mengalir? Ya apa boleh buat, lakukan sebisa yang kita mampu, silakan meninggikan plafond tetapi cobalah tetap masukan perhitungan akan tinggi lantai atas dan kebutuhan tangga ke dalam pertimbangan anda.

Ok sampai disini dulu untuk postingan kita kali ini, semoga berguna, salam.

No comments:

Post a Comment

Tulisan anda akan di moderasi oleh admin.

Featured Post

Kelebihan dan Kekurangan Rumah Kontainer

Memahami Rumah Kontainer Rumah kontainer. Gagasan mengubah sebuah kontainer menjadi rumah yang nyaman dan berkelanjutan bisa menjadi suatu i...