Pertemuan Bulanan Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung - Februari

Studi Pemetaan Kawasan Bersejarah di Bandung




Membahas hasil survey dan studi yg dilakukan untuk mengenali potensi dan masalah kawasan tersebut terutama terkait aspek kesejarahan & heritage (cagar budaya) 

Jumat, 26 februari 2016 
Jam 19.00 - 21.00 
Gedung Indonesia Menggugat 
Jl. Perintis Kemerdekaan no.5 Bandung. 

Untuk informasi & reservasi : 082116905777 - Koko Qomara Terbuka untuk umum & gratis.

==============================================
Yang berminat silakan hubungi kontak person diatas, saya disini hanya bantu sebarkan saja, semoga berguna :)

Arsitek LEGO

Menjadi Arsitek LEGO®

Buku Arsitek Lego

Tahukan anda bahwa mainan kreatif ini sudah banyak dibuat menjadi gubahan miniatur arsitektur?

Sekarang sudah ada buku yang berisi cara membuat berbagai model arsitektur dari Lego, buku ini dibuat oleh Tom Alphin dan diberi judul The LEGO® Architect.


The Architect

Dari penampakan dibawah ini kita bisa lihat bahwa isinya sungguh menarik, dari mulai model tema neoclassical dome, Praire House nya Frank Lloyd Wright bahkan Lever House karya Skidmore, Owing & Merrill menggunakan berbagai komponen Lego yang sederhana.



Dikelompokan sesuai periode arsitektur, buku karya Alphin ini menerangkan bagaimana cara membuat semuanya dari mulai gedung art deco hingga bangunan brutalism, semuanya dengan komponen Lego. Dalam penyusunannya ia pun dibantu oleh tim resmi dari Lego ini, Alphin mengumpulkan model-model dari berbagai macam miniatur dari berbagai bangunan yang luar biasa dan realisti yang semuanya dikerjakan dengan bata-bata Lego.



Dulu waktu main Lego saya sukanya buat pesawat atau mobil, ternyata memang benar-benar tidak ada batasan untuk kreatifitas ya.



Alphin juga menyajikannya dengan lengkap sekali, panduannya mencakup cara pembuatan dari awal hingga akhir menjadi model bangunan selesai.








Sekilas sejarah LEGO®

Diproduksi oleh perusahaan grup Lego yang berbasis di Denmark, Lego berasal dari kata dalam bahasa Denmark yang berbunyi "leg godt" yang berarti "play well" (terjemahan bebasnya: bermain dengan baik). Pendirinya bernama Ole Kirk Christiansen (7 April 1891 – 11 Maret 1958).

Video Youtube dibawah ini menceritakan sejarah singkat Lego, menarik untuk ditonton, membuat kita memahami semangat dari pendirinya yang tetap mengalir pada produknya hingga saat ini.


Suka main Lego? Waktu kecil dulu saya suka, dan sekarang karena rupanya anak saya mainnya sama, ya sudah jadilah saya ikutan/masih main juga. 

Buat anda-anda yang memiliki anak bisa coba memberikan mainan Lego ini atau yang sejenisnya (buatan cina), karena banyak sekali manfaatnya, baik untuk edukasi maupun pengembangan kreatifitas.

Butuh arsitek yang waktu kecilnya dulu suka main Lego?

Desain Arsitek, Proses dan Hasil Akhirnya

Jasa Arsitek, Lingkup Pekerjaan Dan Tahapan Kerjanya


Desain Arsitektur Butuh Berproses

Beberapa kali terjadi klien yang datang itu waktunya mepet dan memang tidak memungkinkan, bahkan ada yang fantastis luar biasa. Desain sebuah aula pertemuan dengan seabreg kebutuhan fungsi ruang dan bangunan, diluar pulau Jawa pula, diminta selesai lusa.

Kan tidak semudah itu, aula, tandanya menampung banyak orang dan kegiatan, kalau dibuat gambar asal-asalan lalu rubuh dengan ada orang didalamnya bagaimana? tetap ada laku desain dan proses yang harus dilalui.


Dirikan istana, selesai besok, ditunggu...

Tentunya untuk kelas bangunan publik seperti ini arsitek perlu berkoordinasi dengan ahli struktur, mekanikal (pemipaan) elektrikal (listrik) dll. Kesemuanya butuh waktu dan pengaturan jadwal pada setiap tahapannya.




Desain arsitektur bukan ibarat seperti menggambar lingkaran yang langsung jadi, proses desainnya membutuhkan pengumpulan dan olah data, lalu menuangkannya menjadi sebuah desain. Belum pula perlu cari ilham, ide, inspirasi dll. Itu saja sudah jelas butuh waktu.


Lingkaran

Setelah desain awal jadi, dia pun harus melalui tahap presentasi, review, koreksi dan perbaikan. Berapa banyak akan terjadi koreksi tersebut hingga hingga akhirnya disetujui klien? Menurut saya hanya Allah SWT yang tahu. Dateline boleh ditentukan, asalkan memang cukup waktu tentunya tidak masalah.

Berikut ini saya copas (sebagian tidak semua) dari website Ikatan Arsitek Indonesia mengenai lingkup pekerjaan dan tahapan kerjanya - agar khalayak ramai bisa mendapatkan pencerahan. Tahapan IAI disini adalah acuan yang sangat formal, dilapangan setiap arsitek biasanya berbeda, bisa lebih sederhana atau singkat tergantung kepada kerumitan dan formalitas proyek itu sendiri.

=============================================


TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM 



I. Jenis Tugas dan Lingkup Pekerjaan Arsitek


Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut:

Pekerjaan Tahap ke 1        : Tahap Konsep Rancangan 
Pekerjaan Tahap ke 2        : Tahap Pra Rancangan / Skematik Desain
Pekerjaan Tahap ke 3        : Tahap Pengembangan Rancangan 
Pekerjaan Tahap ke 4        : Tahap Pembuatan Gambar Kerja
Pekerjaan Tahap ke 5        : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
Pekerjaan Tahap ke 6        : Tahap Pengawasan Berkala.

Pelaksanaan tahapan-tahapan pekerjaan Perancangan dilaksanakan sebagai berikut:

Setiap tahapan pekerjaan perancangan dapat dilaksanakan jika tahap pekerjaan sebelumnya telah mendapat persetujuan penguna jasa.


Tahap 1 : Tahap Konsep Rancangan 


(1) Sebelum kegiatan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan mengenai semua data dan informasi dari pengguna jasa  yang terkait tentang kebutuhan dan persyaratan pembangunan agar supaya maksud dan tujuan pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna.

(2) Pada tahap ini arsitek melakukan persiapan perancangan yang meliputi pemeriksaan seluruh data serta informasi yang diterima, membuat analisis dan pengolahan data yang menghasilkan:

a. Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan proyek serta kendala persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku.

Setelah program rancangan diperiksa dan mendapat persetujuan pengguna jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk konsep rancangan.

b. Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa konsep ini merupakan dasar perancangan tahap selanjutnya. 


Tahap 2 : Tahap Prarancangan / Skematik Desain


(1) Prarancangan 

Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai dan dapat memenuhi persyaratan program perancangan, arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam  gambar-gambar. Sedangkan nilai fungsional dalam bentuk diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan dalam bentuk laporan tertulis maupun gambar-gambar.

Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, arsitek akan melakukan kegiatan tahap selanjutnya.

(2) Sasaran tahap ini adalah untuk:

a. Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan  arsitek.

b. Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis.

c. Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep rancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.

d. Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.


Tahap 3 : Tahap Pengembangan Rancangan


(1) Pada tahap Pengembangan Rancangan, arsitek bekerja atas dasar prarancangan yang telah disetujui oleh pengguna jasa untuk menentukan: 

a. Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-elektrikal, serta disiplin terkait lainnya dengan mempertimbangkan kelayakan dan kelaikannya baik terpisah maupun secara terpadu.

b. Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan nilai ekonomi.

c. Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan, kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram sistem, dan laporan tertulis.

Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil pengembangan rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan digunakan oleh arsitek sebagai dasar untuk memulai tahap selanjutnya.

(2) Sasaran tahap ini adalah:

a. Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter bangunan secara menyeluruh, pasti, dan terpadu.

b. Untuk mematangkan konsep rancangan secara keseluruhan, terutama ditinjau dari keselarasan sistem-sistem yang terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu, dan ekonomi bangunan.


Tahap 4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja


(1) Pada tahap Pembuatan Gambar Kerja, berdasarkan hasil Pengembangan Rancangan yang telah disetujui pengguna jasa, Arsitek menerjemahkan konsep rancangan yang terkandung dalam Pengembangan Rancangan tersebut ke dalam gambar-gambar dan uraian-uraian teknis yang terinci sehingga secara tersendiri maupun secara keseluruhan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.

Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk gambar-gambar kerja dan tulisan spesifikasi dan syarat-syarat teknik pembangunan yang jelas, lengkap dan teratur, serta perhitungan kuantitas pekerjaan dan perkiraan biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas, tepat, dan terinci.

Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, Gambar Kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan siap digunakan untuk proses selanjutnya.

=============================================

Sumber: IAI Jakarta

Demikian, semoga berguna. 

kunjungi juga website Jasa arsitek Bandung saya :)



Mendesain Rumah Tumbuh

Rumah Tumbuh, Antara Angan dan Realita

Klien yang datang ke studio saya sudah banyak yang membawa ide tersebut, ada yang memang desainnya bisa mengadaptasi konsep rumah tumbuh tetapi ada juga yang nantinya malah memberatkan. 

Lho kok bisa begitu? Bila desainnya memang sudah dipersiapkan sejak dari awal dan lahannya mendukung tentu semua tidak masalah, tetapi apabila bangunan lama sudah ada maka belum tentu ia bisa menopang desain lanjutannya atau lahan yang memang kurang sehingga desain ini belum cocok untuk diterapkan.


Agar para pembaca bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai kelayakan desain ini maka dibawah ini ada beberapa hal yang menarik untuk diketahui, diantaranya: bagaimana konsep rumah tumbuh itu, alasan apa yang melatar belakanginya, apa-apa saja kelebihan dan kekurangannya, kondisi apa saja yang perlu diperhatikan dan bagaimana peran arsitek dalam hal tersebut.


Konsep

Rumah tumbuh menurut saya tidak harus selalu tumbuh keatas, dia bisa juga kesamping (tunas), beralih fungsi dan apapun juga yang memang direncanakan untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan atau penambahan kebutuhan ruang penghuni/pemakainya di kemudian hari (IMHO).

Sebuah desain rumah yang dapat tumbuh (tentunya berupa kiasan) secara bertahap sebagian demi sebagian bisa diarahkan secara horizontal maupun vertikal. Secara horizontal apabila pengembangannya semisal menambah bangunan baru di bagian lahan rumah yang masih kosong, bisa kesamping kiri kanan ataupun depan belakang. Secara vertikal apabila pengembangannya berupa penambahan jumlah lantai keatas, dari satu lantai menjadi dua lantai dll dsb.



Rumah tumbuh?


Alasan

Alasannya beragam, dari mulai ukuran keluarga yang nantinya akan bertambah (ketambahan ortu, anak, saudara, pembantu dll), kesibukan mendatang yang membutuhkan penambahan ruangan, dan momok paling umum yaitu - ketersediaan anggaran.


Kakek, nenek, bapak, ibu, kakak, adik...

Serta hal lainnya lagi yang mungkin belum tersebutkan diatas....


Kelebihan dan kekurangan (IMHO)

Kelebihannya:
  • Ongkos pembangunan bisa dicicil, tidak perlu sekaligus perlu dana besar diawal, bisa disesuaikan dengan pendapatan yang rutin didapat.
  • Perawatan rumah menjadi lebih ringan, jumlah ruangan disesuaikan dengan banyaknya penghuni dan kebutuhan ruangannya.
  • Desain rumah mampu berkembang dan mengikuti kebutuhan jauh kedepan sesuai yang diperkirakan.

Kekuarangannya:
  • Total biaya keseluruhan akan lebih besar (baca lebih jelas dibawah).
  • Desain tidak bisa terlalu bebas bermain, banyak batasan-batasan yang harus diikuti agar ketika berlanjut nanti desain sebelumnya harus siap untuk bisa diteruskan,
  • Kurang nyaman karena sebelum semua ruangan selesai, beberapa kegiatan harus menumpang di ruangan-ruangan awal tersebut.
  • Wajah bangunan menjadi tidak menarik karena baru sebagian saja yang selesai.


Kondisi

Saya pribadi lebih menyukai pengembangan horizontal sebagai pilihan pertama, kenapa? bangunan yang dicicil bisa diselesaikan dulu secara keseluruhan, dari mulai lantai hingga atap dan ditempati. 

Pondasi & struktur untuk beban satu lantai butuh biaya yang lebih murah, jadi membangunnya bisa dapat lebih banyak, anggap sampai semua kamar selesai, sisanya baru ruang servis dan pendukung lainnya.


Beda dengan vertikal, karena untuk menyiasati keterbatasan lahan maka dia harus dibangun keatas, pondasi dan strukturnya harus siap untuk menopang beban dua lantai, plus faktor keamanan terhadap gempa jadi harus lebih kuat daripada yang satu lantai tadi. 


Tentunya ongkosnya menjadi lebih mahal sehingga mampunya bertahap, yaitu lantai dasar dahulu dan berhenti hingga sampai dak beton lantai atas, sekalian menjadi atap sementara hingga tahap dua diselesaikan.

Biasanya, yang rencana akhirnya area privat seperti kamar tidur dll akan di lantai atas, untuk sementara bergabung dulu di lantai bawah. Seringnya semua serba temporer, bahkan mungkin ada beberapa ruang yang bersifat agak darurat, seadanya dulu. Nanti kalau lantai atas/semuanya sudah jadi, barulah ruang temporer tadi dipindahkan dan di alih fungsikan lagi ke rencana awalnya semula.

Rasanya dari pengalaman selama ini ya kurang lebih seperti itu, jadi mendesain rumah tumbuh itu tidak bisa asal mendesain saja, kasus diatas saya harapkan bisa menjadi bahan untuk membantu menentukan strategi anda.




Arsitek dan perannya mendesain rumah tumbuh

Banyak yang datang ke saya ternyata bangunannya sudah ada dan mau dikembangkan agar siap menjadi rumah tumbuh, tak jarang pula bentuk awalnya minim sentuhan perencanaan arsitektur. Sudah banyak tambahan disana-sini yang malah seringnya jadi membingungkan dan akhirnya baru minta arsitek membantu menyelesaikannya. 

Jangankan klien yang punya rumah, arsitek bukan dewa, saya pun kadang sampai pusing dibuatnya. Sayang rasanya menemukan dinding atau ruangan yang secara desain sudah tidak sesuai untuk dihubungkan dengan fungsi dan ruang tambahannya.


Jadilah mau tidak mau harus ada yang dibongkar, apalagi untuk desain vertikal. Strukturnya harus diperkuat, diperbaiki dulu dll dsb. Mbok ya o dulu pake arsitek toh? bila alasannya mahal justru sebenarnya sekarang ini malah jauh lebih mahal. Bongkar sana sini lalu tidak terpakai dan dibuang (kalaupun ada yang ingin digunakan ulang bisa dapat mencapai 50% saja sudah bagus), alamak.


Desain perencanaan yang matang, sebuah master desain keseluruhan yang dipersiapkan untuk dibangun bertahap akan sangat bisa menghemat investasi anda dalam membangun. Merenovasi itu tidak lebih murah daripada membangun dari nol, anda nantinya akan kena tiga pekerjaan; bongkar, buang dan bangun. Kalau terencana baik cuma satu, yaitu bangun saja.

Nah demikian postingan tentang seluk beluk di lapangan mengenai desain rumah tumbuh, semoga informasi diatas bisa memberikan pencerahan bagi kita semua :)

Bila anda punya pendapat atau info lainnya silakan jangan ragu, hayuk mari ikut berbagi komentar dibawah :)

Featured Post

Kelebihan dan Kekurangan Rumah Kontainer

Memahami Rumah Kontainer Rumah kontainer. Gagasan mengubah sebuah kontainer menjadi rumah yang nyaman dan berkelanjutan bisa menjadi suatu i...